KRITIK SENI LUKIS DENGAN
PENDEKATAN SEMIOTIKA
Oleh : Surya Adi Rahman (2401412038)
Oleh : Surya Adi Rahman (2401412038)
130cm x 130cm
Acrilyc and Oil on Canvas
1.
Deskripsi
I
Wayan Juni Antara adalah seorang seniman asal Bali yang menggarap karya Lukisan
yang berjudul Transposisi #1 dengan ukuran
persegi 130cm x 130cm menghadirkan Subject Metter berupa tokoh film kartun
jepang Naruto dan beberapa tokoh wayang dengan gaya Kemasan Klangkung, Rama,
putri, pembantu putri, tokoh laksmana. Naruto digambarkan terlihat sedang melompat dan akan mengeluarkan jurus ninjanya.
Naruto dikomposisikan berada ditengah sedikit ke kanan atas bidang kanvas,
pergerakan Naruto terlihat dinamis dengan tatapan mata yang terfokus kepada
satu objek. Rupanya Juni Antara juga menghadirkan figur-figur pewayangan dengan
gaya wayang desa Kamasan kabupaten Klungkung, Bali. Pada visualnya karya lukis
ini dihadirkan dengan posisi kotak-kotak beraturan dan ada juga yang tidak
beraturan. Tokoh-tokoh wayang yang dihadirkan mempunyai adegan penceritaan
sebagaimana layaknya adegan pada lukisan wayang Kamasan Klungkung, namun dapat
dilihat secara nyata pada karya ini tokoh-tokoh wayang yang bercerita disini
ditempatkan pada kotak-kotak yang ditempatkan tidak beraturan.
Terdapat
beberapa adegan wayang yang seolah menempel pada background tokoh Naruto.
Warna yang digunakan pada tokoh Naruto menuruti warna tokoh aslinya kemudian
pada cerita wayang menghadirkan beberapa warna asli namun ada beberapa warna
kontras seperti merah, biru, Jingga, serta hijau. Beberapa bagian tubuh wayang
terlihat menyatu dengan latar belakang.
Sikap tokoh
Naruto menunjukkan bahwa ia sedang melompat, bentuk mata terlihat focus serta
bentuk selendang sebagai ikat kepala yang menjuntai kedepan memberikan bentuk
ruang tiga dimensi dengan teknik pencahayaan satu arah. Badan Naruto yang
sedang membungkuk serta sikap kaki kanan lebih diatas kaki kiri menegaskan
bahasa tubuh yang siap mengeluarkan jurus ninjanya. Bentuk garis-garis lipatan
kain pada pakaian yang dikenakan naruto semakin mendukung gerak tubuhnya
sehingga seirama dan selaras dengan pergerakan tubuhnya.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya
ini menggunakan teknik pemaikaian kuas serta pencampuran medium warna yaitu
akrilik dan minyak. Secara teknik adanya tekstur minimalis di dalam perwujudan
wayang. Pewarnaan latar belakang menggunakan warna biru keunguan dari sudut kanan atas
bergradasi secara horizontal menuju kepojok kiri bawah dan berakhir dengan
warna yang lebih muda. Warna latar belakang dari wayang kamasan dalam
karya Trasposisi #1 sangat kontras dengan warna latar
wayang kamasan pada umumnya. Juni Antara menggunakan warna merah pada latar
belakang figur wayang. Bentuk-bentuk
tradisi dari langit dan awan secara stilisasi juga dihadirkan pada karya ini. Warna-warna
khas dari wayang kamasan kurang dihadirkan secara utuh pada karya ini.
Pada
bagian-bagian tertentu nampak terlihat adanya bagian menyatu dan menghasilkan
warna-warna baru seperti pada tubuh wayang yang berada pada luar kotak menjadi
warna kehijauan, sepertinya ini sengaja diciptakan karena pengaruh dari
percampuan antara warna biru dan kuning selain itu senimaan juga menggunakan
teknik pemotongan.
Secara
keseluruhan warna-warna pada lukisan ini dihadirkan dengan kontras. Gradasi
warna menunjukkan ke arah menyilang dari kanan atas berwarna gelap ke kiri
bawah menjadi terang. komposisi warna dalam lukisan ini menggunakan warna-warna
pop. hal ini ditunjukkan dengan perpaduan warna-warna cerah seperti biru muda
dan jingga serta warna-warna pendukung lainya. lihat gambar 2.
gambar 2. komposisi warna lukisan Transposisi #1
2.
Denotasi (Sintaksis)
Subject Metter
berupa tokoh film kartun jepang Naruto dan beberapa tokoh wayang dengan gaya
Kemasan Klangkung dilukiskan secara berdampingan dengan warna yang kontras pada
umumnya. Dalam bentuk visual keseluruhan antara penggambaran dua Subject Metter
terlihat bertubrukan dan kontras.
Naruto
dihadirkan sebagai Naruto yang sesungguhnya, Naruto yang sedang beraksi.
Sedangkan wayang atau tokoh wayang yang dihadirkan memang dimaksudkan sebagai
sebuah seni tradisi, sebuah lokalitas, khas, bernuansa tradisi Bali dengan
bentuknya bergaya Kamasan Klungkung.
Konsep visual
yang terlihat dalam karya Transposisi #1 merupakan
bentuk modern dan tradisional Indonesia. Pada sisi modern dihadirkan tokoh
modern kartun Jepang yaitu Naruto sedangkan pada sisi tradisional diadirkan
tokoh-tokoh wayang dengan gaya Kemasan Klangkung. Bentuk wayang masih diadopsi
dengan bentuk aslinya, serta bentuk naruto digarap persis tokoh aslinya.
Pola-pola kotak-kotak sekilas seperti puzzle
yang tersususn tidak beraturan. secara rinci dijabarkan dalam matriks analisis denotasi dibawah ini.
Matriks Analisis Denotasi
Subjek
|
Deskripsi
Unsur Rupa
|
Denotasi
(Sintaksis)
|
Tokoh
Naruto
|
Bentuk:
Organis
Warna: biru
pada mata, lengan baju, kerah dan ikat kepala, hitam pada garis mata dan
sepatu, jingga dan merah pada pakaian
Tekstur:
kasar dan bergelombang
Garis:
tekukkan garis lancip pada ujung rambut, ikat kepala, dan mata. dan siswanya
didominasi oleh garis lengkung.
|
Tokoh
kartun jepang dengan kat kepala yang menjuntai ke depan yang berkonsep
minimalis, tampak sedang melompat dengan pandangan mata yang tajam dan sigap
siap mengeluarkan jurus ninjanya
|
Tokoh-tokoh
wayang
|
Bentuk:
organis
Warna: merah,
jingga, biru dan hijau.
Tekstur:
Rumit dan kasar
Garis:
garis lengkung pada wayang dan garis lurus vertikal serta horizontal pada
perpotongan background dengan wayang yang berpetak-petak
|
figur-figur pewayangan dengan gaya wayang Kamasan
Klungkungdihadirkan dengan posisi kotak-kotak beraturan dan ada juga yang
tidak beraturan. Tokoh wayang yang dihadirkan ialah punakawan dari pihak
protagonis Tualen dan Mredah, dihadirkan pula tokoh Rama, putri, pembantu
putri, tokoh laksmana, batu, langit, awan dan pohon yang distilisasi.
|
3.
Konotasi (Makna Semantik)
Naruto sebagai
tokoh kartun jepang menjadi Subjek secara menyeluruhan memberikan makna
penguasaan secara global tanpa meninggalkan ketradisian Jepang, dalam konteks
ini digunajan Ninja sebagi identitas tradisi Jepang. Tokoh-tokoh serta adegan
wayang yang tersusun kotak serta beberapa bagian menyatu dan lepas berkonotasi
sebagai sebuah tradisi dengan pakem-pakem aturan-aturan tradisi yang kini mulai
dilahap oleh globalisasi serta beberapa bagaian tradisi yang memang sudah menyamar
dalam bentuk modern.
Pada adegan
wayang dibagi menjadi dua adegan, yang pertama bagian atas merupakan adegan
peperangan. Adegan peperangan pada karya
ini dibaca sebagai sebuah usaha untuk memperjuangkan tradisi yang kian
ditinggalkan generasi muda kini.
Adegan wayang
kedua yaitu di bagian bawah merupakan sebuah adegan yang menghadirkan
tokoh-tokoh sorang raja yang sedang bercengkrama dengan putri, permaisuri,
serta dayangnya. Disini nampak belum jelas teranalisa apa hubungan dari adegan
ini dengan yang adegan wayang di atasnya. namun jika di telaah secara sepintas
ketika dua adegan tersebut tidak saling berhubungan pun tidak akan berpengaruh
terhadap pemaknaan secara keseluruhan.
Dari keseluruhan objek yang dihadirkan dapat telaah bahwa adanya konsep-konsep
tradisi yang ingin diangkat oleh Seniman. Sebuah hubungan-hubungan yang
kontras, namun di balik itu semua adanya harapan bahwa tradisi Bali dihadirkan
kembali image baru yang mampu memngglobal namun tetap mempertahankan lokalitas
Indonesia Bali. Sebuah benturan antara tradisi dan globalisasi namun masing-masing
sudut memiliki sisi tradisi tersendiri hanya saja ada satu sudut yang belum
terjamah secara total dan selalu dibayang-bayangi oleh globalisasi. Penempatan
kotak-kotak pada sisi kiri bidang lukisan yang masih berkumpul dan beberapa di
sisi kanan yang sudah hilang, menunjukkan bahwa sebagian besar pakem-pakem
tradisi sudah hilang, digantikan dengan konsep modern. Gradasi warna dapat
diartikan sebagai sebuah perubahan zaman, perubahan era, perubahan bentuk, dan
lainnya dari tradisional ke bentuk modern namun tetap menerapkan ciri ketradisionalan.
secara lebih rinci dejelaskan dalam tabel matriks berikut.
Matriks Analisis Konotasi (Makna
Semantik)
Subjek
|
Deskripsi Unsur
Rupa
|
Denotasi
Makna Sintaksis
|
Konotasi 1
Makna Semantik |
Konotasi 2 Makna Semantik
|
Konotasi 3
Makna Semantik
|
Tokoh Naruto
|
Bentuk: Organis
Warna: biru pada
mata, lengan baju, kerah dan ikat kepala, hitam pada garis mata dan sepatu,
jingga dan merah pada pakaian
Tekstur: kasar dan
bergelombang
Garis: tekukkan
garis lancip pada ujung rambut, ikat kepala, dan mata. dan siswanya
didominasi oleh garis lengkung.
|
Tokoh kartun jepang
dengan kat kepala yang menjuntai ke depan yang berkonsep minimalis, tampak
sedang melompat dengan pandangan mata yang tajam dan sigap siap mengeluarkan
jurus ninjanya
|
Naruto sebagai tokoh kartun jepang
menjadi Subjek secara menyeluruhan memberikan makna penguasaan secara global
tanpa meninggalkan ketradisian Jepang, dalam konteks ini digunajan Ninja
sebagi identitas tradisi Jepang.
|
Naruto sebagi identitas tradisi Jepang tampak menguasai bidang lukisan menunjukkan
keunggulan eksistensi yang lebih ketimbang wayang yang notabenya sebagai
tradisi indonesia Bali. adegan wayang yang tersusun kotak serta beberapa
bagian menyatu dan lepas sebuah tradisi dengan pakem-pakem tradisi yang kini
mulai dilahap oleh globalisasi.
|
Naruto Sebagai simbol tradisi
jepang mampu menunjukkan eksistensinya ditengah perang globalisasi dan mulai
melahap tradisi-tradisi kuno Indonesia yaitu wayang Bali misalnya.
|
Tokoh-tokoh wayang
|
Bentuk: organis
Warna: merah,
jingga, biru dan hijau.
Tekstur: Rumit dan
kasar
Garis: garis
lengkung pada wayang dan garis lurus vertikal serta horizontal pada
perpotongan background dengan wayang yang berpetak-petak
|
figur-figur pewayangan dengan gaya wayang
Kamasan Klungkungdihadirkan dengan posisi kotak-kotak beraturan dan ada juga
yang tidak beraturan. Tokoh wayang yang dihadirkan ialah punakawan dari pihak
protagonis Tualen dan Mredah, dihadirkan pula tokoh Rama, putri, pembantu
putri, tokoh laksmana, batu, langit, awan dan pohon yang distilisasi.
|
Tokoh-tokoh serta adegan wayang yang tersusun kotak serta beberapa bagian
menyatu dan lepas berkonotasi sebagai sebuah tradisi dengan pakem-pakem
aturan-aturan tradisi yang kini mulai dilahap oleh globalisasi serta beberapa
bagaian tradisi yang memang sudah menyamar dalam bentuk modern.
|
4. Konotasi Akhir
Setelah melakukan analisis dari setiap
subjek yang terdapat pada lukisan ini dapat
diketahui titik interpretasinya, bahwa konten yang ingin disampaikan pada
apresiator yakni terkait dengan tradisi indonesia pada umumnya dan bali pada
khususnya yang mulai lenyap termakan era global. Melihat
judul Transposisi
#1 merupakan karya
yang mempertemukan bentuk rupa tradisional dengan modern. Bentuk visual wayang
serta Naruto secara gamblang menampilkan dua kutub yang berbeda. Penafsiran
terhadap unsur rupa tradisional dan modern globalisasi menjadi wacana yang
ingin diangkat oleh perupa I Wayan Juni Antara. Kegelisahannya terhadap seni
tradisi seperti wayang digarap secara unik dengan mengkotak-kotakkan tubuh
wayang yang memberikan gambaran bahwa seni tradisi yang masih terbelenggu oleh
pakem-pakem tradisional Bali dan pada era globalisi ini telah didominasi oleh
tayang-tayangan kartun Jepang.
Matriks Analisis Konotasi (Makna
Semantik)
Subjek
|
Deskripsi Unsur
Rupa
|
Denotasi
Makna Sintaksis
|
Konotasi 1
Makna Semantik |
Konotasi 2 Makna Semantik
|
Konotasi 3
Makna Semantik
|
Konotasi Akhir Pragmatik
|
Tokoh Naruto
|
Bentuk: Organis
Warna: biru pada
mata, lengan baju, kerah dan ikat kepala, hitam pada garis mata dan sepatu,
jingga dan merah pada pakaian
Tekstur: kasar dan
bergelombang
Garis: tekukkan
garis lancip pada ujung rambut, ikat kepala, dan mata. dan siswanya
didominasi oleh garis lengkung.
|
Tokoh kartun jepang
dengan kat kepala yang menjuntai ke depan yang berkonsep minimalis, tampak
sedang melompat dengan pandangan mata yang tajam dan sigap siap mengeluarkan
jurus ninjanya
|
Naruto sebagai tokoh kartun jepang
menjadi Subjek secara menyeluruhan memberikan makna penguasaan secara global
tanpa meninggalkan ketradisian Jepang, dalam konteks ini digunajan Ninja
sebagi identitas tradisi Jepang.
|
Naruto sebagi identitas tradisi Jepang tampak menguasai bidang lukisan
menunjukkan keunggulan eksistensi yang lebih ketimbang wayang yang notabenya
sebagai tradisi indonesia Bali. adegan wayang yang tersusun kotak serta
beberapa bagian menyatu dan lepas sebuah tradisi dengan pakem-pakem tradisi
yang kini mulai dilahap oleh globalisasi.
|
Naruto Sebagai simbol tradisi
jepang mampu menunjukkan eksistensinya ditengah perang globalisasi dan mulai
melahap tradisi-tradisi kuno Indonesia yaitu wayang Bali.
|
Sebuah
benturan antara tradisi dan globalisasi.
|
Tokoh-tokoh wayang
|
Bentuk: organis
Warna: merah,
jingga, biru dan hijau.
Tekstur: Rumit dan
kasar
Garis: garis
lengkung pada wayang dan garis lurus vertikal serta horizontal pada
perpotongan background dengan wayang yang berpetak-petak
|
figur-figur pewayangan dengan gaya wayang
Kamasan Klungkungdihadirkan dengan posisi kotak-kotak beraturan dan ada juga
yang tidak beraturan. Tokoh wayang yang dihadirkan ialah punakawan dari pihak
protagonis Tualen dan Mredah, dihadirkan pula tokoh Rama, putri, pembantu
putri, tokoh laksmana, batu, langit, awan dan pohon yang distilisasi.
|
Tokoh-tokoh serta adegan wayang yang tersusun kotak serta beberapa bagian
menyatu dan lepas berkonotasi sebagai sebuah tradisi dengan pakem-pakem
aturan-aturan tradisi yang kini mulai dilahap oleh globalisasi serta beberapa
bagaian tradisi yang memang sudah menyamar dalam bentuk modern.
|